Peradaban Kuno di Mesopotamia: Mencermati Asal Usul Kebudayaan Manusia


Peradaban Mesopotamia terletak di wilayah yang kini dikenal sebagai Timur Tengah, terutama di bagian yang sekarang ini ditempati oleh negara Irak, serta sebagian Suriah dan Turki. Wilayah ini disebut sebagai “Bumi antara dua sungai” karena posisinya yang berada di antara Sungai Tigris dan Efrat. Sebagai sebuah lokasi yang dianggap sebagai titik awal dari peradaban manusia, Mesopotamia berperan penting dalam membentuk dasar-dasar peradaban dunia, mulai dari sistem pemerintahan, penulisan, hukum, matematika, hingga astronomi.

Bangkitnya Peradaban di Lembah Sungai

Peradaban di Mesopotamia dimulai pada tahun 3300 SM, menandai masuknya zaman Tembaga atau disebut juga sebagai periode Kelahiran Peradaban. Para arkeolog mendefinisikan munculnya hierarki sosial, pembangunan kota, dan penemuan sistem penulisan sebagai titik awal periode ini.

Sumeria: Tanah Para Pecipta

Warga Sumeria yang mendiami bagian selatan Mesopotamia adalah yang pertama menunjukkan beberapa ciri khas peradaban. Mereka merupakan penemu dari cuneiform, salah satu bentuk tulisan tertua di dunia yang terukir pada tablet tanah liat. Menariknya, bahasa Sumeria tidak memiliki hubungan langsung dengan bahasa lainnya dan sampai saat ini tetap menjadi misteri.

Menata Sipilisasi dengan Kota-Kota Negara

Kota-kota seperti Uruk, Ur dan Eridu tidak hanya menjadi pusat kegiatan ekonomi dan administratif, tapi juga pusat agama dan budaya. Mereka meyakini bahwa setiap kota itu dilindungi oleh dewa atau dewi tertentu, dan ziggurat, atau kuil bertingkat, adalah tempat bersemayamnya dewa tersebut dan merupakan simbol dari kota.

Akkadia: Penguasa Pertama

Sargon dari Akkad merupakan sosok penting dalam sejarah. Ia mendirikan kerajaan yang berhasil menyatukan daerah Sumeria dan Akkadia, mengawali era Kekaisaran Mesopotamia pertama. Kemudian, Akkadia mengalami perkembangan bahasa Akkadia yang menjadi bahasa lingua franca di Timur Dekat hingga dimulainya era Milenium Pertama SM.

Babilonia dan Hukum Hamurabi

Pada milenium ketiga SM, Babilonia, yang terkenal dengan Raja Hammurabi, naik ke puncak kejayaan. Hammurabi patut diperingati tidak hanya karena kemampuannya melebarkan wilayah kekuasaan, tetapi lebih penting lagi adalah kodifikasinya atas hukum-hukum yang dikenal sebagai Kodeks Hammurabi. Kodeks ini menjadi salah satu dokumen hukum tertulis pertama yang mengatur berbagai aspek kehidupan.

Inovasi dan Peninggalan

Budaya dan ilmu pengetahuan yang berkembang di Mesopotamia memberikan kontribusi yang besar bagi peradaban dunia. Tentu saja, tulisan adalah salah satu kontribusi terbesar. Selain itu, sistem penanggalan berbasis lunar, pembagian hari menjadi 24 jam, dan pembagian jam menjadi 60 menit berasal dari sini. Ini juga terkait dengan betapa majunya mereka dalam bidang astronomi dan matematika terkait dengan konsep angka 60-an atau sistem seksagesimal.

Mitologi dan Agama

Kepercayaan Mesopotamia adalah polyteistik, dengan pantheon dewa-dewa yang memiliki peran khusus dan sering direpresentasikan dengan fenomena alam. Epik Gilgamesh, salah satu karya sastra tertua yang masih ada sampai sekarang, memberikan gambaran mengenai mitologi dan pandangan dunia orang-orang Mesopotamia.

Kejatuhan Peradaban Mesopotamia

Tekanan dari bangsa-bangsa lain, seperti Hitti dan Elam, serta serangan bangsa Asyur dan akhirnya Persia, menjadi beberapa faktor penyebab kemunduran Mesopotamia. Peradaban ini tidak sepenuhnya musnah tapi justru diserap dan mempengaruhi berbagai kebudayaan yang datang setelahnya.

Kesimpulan

Meskipun peradaban Mesopotamia telah lama sirna, jejak-jejak mereka masih terlihat jelas dalam kerangka peradaban modern kita. Sistem hukum, tulisan, kebijakan publik, hingga perhitungan waktu yang kita gunakan hari ini adalah warisan tak ternilai dari para inovator awal yang hidup di antara Sungai Tigris dan Efrat. Ketika kita mempelajari lebih lanjut tentang peradaban Mesopotamia, kita secara tidak langsung juga sedang memahami lebih dalam tentang akar sejarah umat manusia itu sendiri.

Peradaban Mesopotamia menegaskan kembali pandangan bahwa warisan sejarah bukan hanya tentang bangunan dan artefak, namun juga tentang pemikiran dan tradisi yang bertahan melampaui ujian waktu dan menjadi cikal bakal pembentukan sosietas manusia hingga saat ini. Mempelajarinya tidak hanya memberikan perspektif kita akan masa lalu tetapi juga wawasan tentang ke mana arah kita sebagai sebuah peradaban di masa depan.

Leave a Comment